Kamis, 07 Mei 2009

administrasi pendidikan

A. Pengertian Bimbingan

Jika ditelaah dari berbagai sumber akan dijumpai berbagai pengertian-pengertian yang berbeda mengenai bimbingan tergantung dari jenis sumbernya yang msngungkapkan pengertian itu. Perebedaan tersebut disebabkan karena kelainaan pandangan dari titik tolak, tetapi perbedaan itu hanyalah perbedaan tekananan atau dari sudut mana melihatnya.

Berdasarkan pasal 27 peraturan pemerintah Nomor 29/90 “Bimbingan adalah merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka uapaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”. Dari sumber lain disebutkan juga bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang dalam usaha memecahkan kesukaran-kesukaran yang dialaminya, dan bantuan tersebut hendaknya yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadinya sendiri sehingga dengan demikian ia sanggup memecahkan sendiri kesukaran-kesukaran yang dialaminya.

Jadi bimbingan itu bukanlah pemberian arah atau tujuan yang diberikan atau ditentukan oleh pembimbing, bukan suatu paksaan pandangan atau pendirian kepada seseorang. Bukan pula suatu pengambilan putusan yang diperuntukan bagi seseorang. Dalam rangka bimbingan ini hendaknya individu diberi kebebasan untuk memilih. Pembimbing membantu untuk menetapkan satu pilihan tetapi tak berarti bahwa pembimbing itu sendiri yang memilih akan tetapi orang itu sendirilah yang menentukan sikapnya.

Dikatakan juga bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seorang individu dari setiap umur untuk menolong dia dalam mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya, mengembangkan pendirian atau pandangan hidupnya dalam membuat putusan-putusan dan memikul beban hidupnya sendiri. Dalam hal ini perlu diingat bahwa bantuan dalam arti bimbingan barulah diberikan apabila seorang individu-individu benar-benar tak sanggup lagi untuk memecahkan masalahnya, dalam bimbingan selain ada bimbingan kuratif yakni bersifat penyembuhan sesudah kesulitan itu dialami ada juga bimbingan yang bersifat mencegah jangan sampai timbul kesulitan-kesulitan (bimbingan preventif).

Dengan membandingkan pengertian tentang bimbingan yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan secara sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri, yaitu :

1. Mengenal diri sendiri dan lingkungannya sebagaimana adanya

2. Menerima diri sendiri dari lingkungan secara positif dan dinamis

3. Mengmbil keputusan

4. Mengarahkan diri sendiri

5. Mewujudkan diri mandiri

B. Mengapa bimbingan perlu diadakan di sekolah-sekolah ?

Untuk mengetahui betapa atau seberapa pentingnya bimbingan diperlukan disekolah akan dijekaskan secara singkat sebagai berikut :

Makin tinggi dan pesatnya perkembangan berbagai ilmu pengetahuan di dunia ini, makin bertambah kompleks masalah-masalah kehidupan manusia dan tata susunan masyarakat. Masyarakat agraris berangsur-angsur berubah menjadi masyarakat industri. Kota-kota kecil berangsur-angsur tumbuh menjadi kota-kota besar yang penuh dengan berbagai kehidupan dan penghidupan. Spesialisasi dalam pekerjaan dan jabatan makin bertambah luas dan banyak. Tuntutan atau kebutuhan hidup manusia makin bertambah banyak.

Bersamaan dengan itu kita lihat pula perkembangan usaha-usaha manusia dalam bidang pendidikan dan persekolahan pada umumnya, baik kualitatif maupun kuantitatif. Jumlah dan jenis sekolah semakin bermacam-macam dan banyak, sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Semuanya itu telah dan sedang dialami masyarakat Indonesia. Bahwasanya hal-hal tersebut mengakibatkan makin banyaknya kesukaran yang mungkin dialami oleh anak-anak dalam perkembanganya dan dalam menentukan pilihan hidupnya, adalah jelas, berikut ini adalah beberapa contoh yang nyata :

· Banyak diantaranya anak-anak yang tidak mengetahui kemana harus melanjutkan sekolahnya yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

· Banyak anak-anak remaja yang mengalami kesukaran dalam cara belajar, dalam mengisi dan menggunakan waktu senggang, dalam menghadapi percintaan atau menentukan teman hidup, dalam penyesuaian terhadap teman-teman kelas atau terhadap sekolah.

· Banyak penganggran dan perbuatan asusila atau asosial yanng diderita yang dilakukan anak-anak dan para pemuda kita, seperti adanya cross boy.

Dalam beberapa contoh tersebut cukup jelas kiranya betapa penting dan perlunya bimbingan itu diadakan, terutam bagi murid-murid di sekolah lanjutan. Jika hal-hal yang dikemukakan diatas kita renungkan dan teliti benar-benar, ternyata betapa banyak macam bantuan yang perlu dipikirkan dalam usaha kita memberi bimbingan kepada anak-anak kita itu.

C. Administrasi Bimbingan dan Penyuluhan

Setelah menguraiakn pengertian bimbingan dan penyuluhan dan betapa pentingnya bimbingan dan penyuluhan disekolah, maka sebagai suatu kegiatan program bimbingan dan penyuluhan hendaknya dilaksanakan dengan berpegang pada prinsip-prinsip tertentu yang melandasinya, yaitu :

1. Program bimbingan dan penyuluhan hendaknya dilaksanakan secara berkelanjutan, tidak insidental.

2. Dalam pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan yang baik perlu didukung dengan data yang memadai.

3. Program bimbingan dan penyuluhan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang bersangkutan .

4. Pembagian waktu dan tugas bagi setiap unsur pelaksanaan di sekolah harus diatur dengan cermat.

5. Program bimbingan dan penyuluhan harus dilaksanakan baik dengan pendekatan individual maupun kelompok sesuai dengan ciri masalah dan kelayakan upaya pemecahan masalah yang sesuai.

6. Pada hakikatnya penanggung jawab tertinggi dalam perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah adalah kepala sekolah.

7. Perencanaan dan pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan hendaknya senantiasa dievaluasi secara berkala sehingga tingkat efisiensi dan efektifitasnya dapat diakui.

D. Pengelolaan Waktu Bimbingan dan Penyuluhan

Agar program bimbingan dan penyuluhan dapat berjalan kontinyu, perlu dijadwalkan alokasi waktunya. Pengelolaan waktu perlu seimbang antara kegiatan pemberian pelajaran dengan upaya bimbingan dan penyuluhan. Tanpa penyediaan waktu yang tertatur, program bimbingan dan penyuluhan ini kurang dapat berjalan lancar. Selain itu, karena masalah bimbingan dan penyuluhan dapat timbul sewaktu-waktu, maka keluwesan waktu layanan guna menanggapi hal-hal yang demikian juga perlu diperhatikan.

Dalam pengelolaan waktu bimbingan dan penyuluhan di sekolah guru diberikan tugas yang khusus dan tanggung jawab sebagai seorang pembimbing atau konselor, maka beban tugas atau penghargaan jam kerja guru pembimbing ditetapkan 36 jam / minggu, beban tugas tersebut meliputi :

1. Kegiatan penyusunan program pelayanan dalam bidang bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir, serta semua jenis layanan, termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 12 jam.

2. Kegiatan melaksanakan pelayanan dalam bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir, serta semua layanan termasuk kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.

3. Kegiatan evaluasi pelaksanaan dalam bidang bimbingan pribadi-sosial, bimbingan belajar, bimbingan karir, serta semua jenis layanan termasuk kegitan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.

4. Sebagaimana mata pelajaran, guru pembimbing konselor yang membimbing 150 orang siswa dihargai sebanyak 18 jam.

Setelah melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan waktu dalam bimbingan harus sangat diperhatikan dan harus terorganisir dengan baik, agar para siswa merasa mempunyai pegangan ketika sustu saat mereka mempunyai masalah yang tidak bisa terselesaikan oleh dirinya sendiri. Dan guru pun sebagai seorang konselor bisa lebih leluasa dalam memberikan arahan tanpa mengganggu waktu untuk memberikan pelajaran atau tanpa mengganggu jam pelajaran.

E. Pengelolaan Petugas Bimbingan dan Penyuluhan

Setelah dibahas tentang pengelolaan waktu bimbingan dan penyeluhan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan, maka perlu ada petugas BP yang dikelola dengan baik. Sehingga pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi lebih jelas antara seorang denga yang lain. Secara garis besar pembagian tugas itu dapat dibedakan antara kepala sekolah, guru bimbingan penyuluhan, guru kelas, wali kelas, dan guru bidang study.

Di negara-negara yang sudah maju seperti Amerika Serika, untuk melaksanakan bimbingan di sekolah, disamping guru-guru telah diadakan petugas-petugas khusus, yakni orang-orang yang memiliki keahlian tertentu dalam bidang yang diperlukan dalam melaksanakan bimbingan itu. Orang-orang itu biasanya disebut guidanse conselor, ada pula sekolah yang membentuk team guru-guru sebagai petugas bimbingan dan setiap guru anggota team itu disebutnya teacher counselor.

Hal yang demikian memang lebih baik dan efisien karena untuk melaksanakan bimbingan itu diperlukan pengetahuan dan kecakapan- kecakapan tertentu seperti kecakapan dalam menyusun tes-tes, menggunakan tes-tes tersebut kepada anak-anak yang bersangkutan, dan mengolah hasil tes itu. Demikian pula pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan dan pekerjaan dalam masyarakat perlu dimiliki oleh petugas bimbingan, disamping itu, juga kecakapan-kecakapan dalam menggunakan teknik-teknik wawancara dan mungkin juga kecakapan-kecakapan dalam melakukan psikoterapi dan lain-lain. Tidak mengherankan jika di sekolah-sekolah seperti di Amerika Serikat petugas-petugas bimbingan itu terdiri atas gabungan antara para ahli jiwa, ahli kemasyarakatan, ahli didik, dan juga dokter dan psikiater (dokter jiwa).

F. Data Pendukung BP

Program bimbingan dan penyuluhan di sekolah perlu didukung dengan data lengkap tentang keadaan siswa dan data lainnya yang relevan. Tanpa dukungan data tersebut, proses bimbingan dan penyuluhan kurang lancar dan kemungkinan akan menimbulkan kesesatan dalam pelaksanaan penyuluhan. Data yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Data tentang pribadi siswa

2) Data tentang latar belakang orang tua

3) Data tentang partisipasi dan sikap kooperatif siswa didalam kelas sewaktu menerima pelajaran.data tentang kelainan-kelainan tingkah laku yang dilakukan oleh siswa dikelas

4) Data tentang kebiasaan da tigkah laku siswa ketika menerima pelajaran di kelas

5) Data tentang kebiasaan dan tingkah laku siswa di luar kelas

6) Data tentang variasi masalah yang dialami oleh masing-masing siswa

7) Data tentang kedekatan hubungan dengan teman sepermainan baik di sekolah maupun di luar sekolah

8) Data sebagai laporan hasil kunjungan ke rumah siswa

9) Data tentang kelainan-kelainan tingkah laku yang dilakukan siswa di kelas

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan pasal 27 peraturan pemerintah Nomor 29/90 “Bimbingan adalah merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka uapaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”. Dari sumber lain disebutkan juga bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang dalam usaha memecahkan kesukaran-kesukaran yang dialaminya, dan bantuan tersebut hendaknya yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadinya sendidri sehingga dengan demikian ia sanggup memecahkan sendiri kesukaran-kesukaran yang dialaminya.

Dengan merujuk pada pengertian bimbingan diatas maka bimbingan memang sangat diperlukan di sekolah-sekolah karena mengingat sangat banyak masalah yang timbul dikalangan siswa karena emosi mereka yag masih labil, dan untuk memecahkan masalah tersebut mereka memerlukan seorang pembimbing untuk menyelesaiakan masalah mereka.

Setelah melihat masalah diatas untuk mengadakan bimbingan diperlukan pengelolaan waktu dalam bimbingan, agar waktunya terorganisir dengan baik. Dan para siswa dapat mengatur waktu untuk waktu bimbingan tanpa mengganggu waktu untuk mendapat pelajaran. Setelah dibahas tentang pengelolaan waktu bimbingan dan penyeluhan agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan, maka perlu ada petugas BP yang dikelola dengan baik. Sehingga pembagian tugas dan tanggung jawab menjadi lebih jelas antara seorang denga yang lain. Secara garis besar pembagian tugas itu dapat dibedakan antara kepala sekolah, guru bimbingan penyuluhan, guru kelas, wali kelas, dan guru bidang studi.

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin, Dr., H., MM., Dkk.

2004. Administrasi Pendidikan. Insan Mandiri: Bandung

Purwanto, Ngalim, DRS., M., MP.

2002. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Sukardi, Ketut, Dewa, Drs.

2000. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta.

Kamis, 30 April 2009

hidup itu indah jadi jangan rusak keindahan itu